PARANDANGANNA KAPATONGANAN

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Senin, 26 Agustus 2024 

PARANDANGANNA KAPATONGANAN
( Fondasi Iman )

Pa’pudian 11:1-7

Den tau diomai Jerman disanga Martin Heidegger (filsuf) umpokadai kumua den tu disanga katirambanan (ketakutan–furcht) sola rosso (kecemasan–angst). Ia kumua iate katirambanan iamo madomi‘ untumang tau anna pogau’i umpogau’i tu kakelokan. Apa iate rosso umpabutu’ kamengkilalan lako katuoanna. Iamo to na sitonganna diparallui duka tu na sanga Heidegger rosso. Umba sitonganna tu rosso disanga ladipomelona lan a’ganna kapatonganan ta? 
Dilesang lan te pa’basanta kumua iate Daud umbaenanni tu diona kamapa’diran sia rosso inaa tonna ula’i Saul. Sae tongan tu kamatakuran urrandanni tinde Daud to attu. Iamoto na marannu tu Daud lako Puang kumua Iamo inan pentirerunganna. Lendu’ mataku’na tu Daud tonna ulai’ Saul, Apa lan kamatakuran sia karossoan anna pokadai lako Puang kumua Ia manna inan pentirerunganna, umbasusi tu a’gan urrampoi.
Ta pemarangami tu aya’ (3) nakua “iake mintu’i parandangan disaeran, apapa tu lana pogau tomalambu’?”. Na pessa’bian kumua manassa iamo kamatotoran tu tontong umpoparandangan kapatonganan lako Puang Matua. Kamatakuran sia karossoan penaanna to ma’pudi umpopengkilalai kumua den tu Puang la mendadi sissarean matoto’ sia pentilindungan. 
Jani Ortlund misa’ pandita diomai Amerika Serikat umpokadai kumua “…Pebalinna tu kamatakuranta iamotu kamengkaolan tongan lako Puang tu ungkamaseiki’, sia mangka umpa’bengan kalena” Lako kita angga toma’patongan. Ta tontongmo manappa’ lako Puang belanna iamo oto’na katilendokan sia kamakarimmanan tu kuasa ullendokanki’ diomai mintu’ bala’ sia kasanggangan.Amin.

KASIH MENDAHULUKAN YANG LAIN

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Minggu, 25 Agustus 2024

KASIH MENDAHULUKAN YANG LAIN
( Pa’kamase Undoloanan To Senga’ )

Efesus 5:20-33

Dunia hari ini mengutamakan kompetisi. Semua orang berlomba-lomba menjadi nomor satu. Bahkan, gereja sekalipun menjadikan lomba sebagai cara untuk terus memikat orang datang ke gereja. Padahal, lomba membuat kita menyaingi yang lain. Tentu saja, ini hanya lomba, namun itu) semakin menegaskan bahwa dunia hari ini adalah dunia kompetisi. Apa kata firman Tuhan tentang ini?
Bacaan ini seringkali dibacakan dalam ibadah perkawinan. Lalu bagaimana merenungan teks ini tanpa harus dalam ibadah perkawinan? Penggalan bacaan ini dimulai dari ayat 20 untuk melihat secara utuh maksud dari ayat 22-33 tentang relasi istri dan suami. Ayat 20 dimulai dengan perintah untuk saling merendahkan diri. Tindakan tersebut menasihatkan untuk saling mendahulukan yang lain.
Perintah untuk menundukkan diri pada dasarnya berarti mendahulukan yang lain. Allah sendiri telah menjadi contoh itu. la telah telah mengikat kita satu sama lain, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat menghindari ketundukan. Di dalam ketertuntukan satu sama lain, kasih Allah mewarnainya, sehingga tidak ada kekerasan dan penghancuran di sana.
Tunduk kepada sesama dalam rangka kasih Allah, berarti kita mengarahkan hidup kita kepada Kristus yang mengurai pribadi yang ganas karena dosa, sehingga kita tidak menolak untuk memikul kuk, merendahkan kesombongan, sehingga kita melayani sesama kita.
Marilah kita hidup mendahulukan yang lain, karena dengan itu kasih semakin hari semakin besar. Dunia membutuhkan kasih yang tidak kompetitif. Kompetisi hanya akan membuat kita mengalahkan yang lain. Akan tetapi, kasih membesarkan kasih bagi sesama. Amin.

HIKMAT YANG MEMBERDAYAKAN

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Sabtu, 24 Agustus 2024

HIKMAT YANG MEMBERDAYAKAN
( Kakinaan Mepamatoto’ )

1 Raja-Raja 5:1-12

Ketika Presiden Jokowi menegaskan aturan tidak mengimpor bahan mentah ke luar negeri, banyak negara yang metakukan protes bahkan sampai ke World Trade Organizations (WTO). Hal tersebut dilakukan demi mendatangkan investasi. Di sisi lain, Indonesia menghendaki alih teknologi bagi perusahaan yang ingin berinvestasi demi membuka peluang pekerjaan bagi banyak orang.
Perikop ini merupakan percakapan antara Salomo dan Hiram, penguasa Tirus. Pada masa pembangunan Bait Suci, Salomo membutuhkan bahan berkualitas dan tukang bangunan. Bahan bangunan mungkin ada padanya, tetapi tidak dengan tukang. Kendati dalam hal kekuasaan, kekayaan, kehormatan, Hiram jauh lebih rendah, namun Salomo membutuhkan bantuannya. Hiram pun mengirimkan tukang terbaik sebanyak 30.000 orang dan Salomo menjamin makanan semua tukang Hiram.
Hampir tidak ada bagian dari hidup yang tidak membutuhkan bantuan orang lain, seperti membangun rumah, sampai persoalan memasang kancing baju. Kita mungkin bisa menjahit tetapi untuk membuat benang dan kancingnya, kita membutuhkan orang lain. Hal itu berlaku tidak hanya dalam masyarakat tetapi juga dalam jemaat. Hikmat tidak menuntun kita untuk bekerja sendiri (one man one show), tetapi memberdayakan orang-orang lain. Sebagai tubuh Kristus, baik jika kita tidak bekerja sendiri tetapi saling memajukan melalui kerja sama. Hikmat tidak mengorbankan dan memanfaatkan orang lain, hikmat diberi supaya kita saling membangun serta menghargai kontribusi orang lain. Semua demi kemajuan pelayanan dan kemuliaan Allah. Amin.

TERANG HIKMAT

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Jumat, 23 Agustus 2024 

TERANG HIKMAT
 (Arrang Kakinaan )

1 Raja-Raja 4:29-34

Hikmat dari Tuhan ibarat lampu yang menerangi jalan. Ia tidak hanya akan menerangi jalan, tetapi menerangi para pengendara untuk melihat jalan lebih baik. Cahayanya terlihat sampai jauh, dan menerangi area yang lebih luas. Bacaan ini dibagi dalam tiga bagian, pertama, hikmat Salomo dari Allah (ay. 29), kedua, wawasan yang luas, kebijaksanaannya melebihi kebijaksanaan semua orang di Timu dan di Mesir sebagai hasil dari hikmat Allah. Kebijaksanaan Solomon tidak hanya mencakup pengetahuan yang luas, tetapi juga kemampuan untuk berkomunikasi dan mengungkapkan pengetahuan melalui berbagai cara. Dia berbicara tidak hanya tentang manusia tetapi seluruh makhluk hidup, menunjukkan keberagaman dan kedalaman pengetahuannya (ay. 30-33). Ketiga, dampak hikmat bagi sesama. Orang dari segala penjuru bangsa datang mendengarkan kebijaksanaan Solomon. Hal itu menunjukkan bahwa kebijaksanaan yang sejati memiliki daya tarik dan menjangkau budaya dan peradaban (ay. 34).
Hikmat yang sejati bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang membawa damai bagi masyarakat maupun bagi semesta. Hikmat yang menjadi terang menuntun kita untuk memperluas cakrawala berpikir dan memperluas hati untuk mengembangkan segala potensi dan talenta dalam diri, tidak hanya untuk keuntungan pribadi, tetapi juga untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi dunia di sekitar kita. Persaingan hari ini tidak melulu kepintaran, tetapi keterampilan mengolah potensi diri, dan Tuhan telah menaruh dalam diri kita segala potensi yang baik. Tinggal dari kita untuk mengembangkan dan memaksimalkannya bagi kemuliaan Tuhan dan tentu saja memberikan manfaat bagi banyak orang. Amin.

MAKIN LAMA MAKIN KUAT

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Kamis, 22 Agustus 2024

MAKIN LAMA MAKIN KUAT
( Sa masasainna sa mawatang-watangna )

Mazmur 84:1-13

Mungki Saja, ada burung walet yang membuat Sarangnya dalam gereja-gereja kita. Sekalipun Sarang-sarangnya telah dibersihkan, tetap saja mereka membuat sarangnya lagi. Sepertinya mereka senang bersarang dalam gereja. Mazmur ini merupakan ungkapan kerinduan kepada Allah dan bait-Nya. Mazmur ini ditulis saat Israel berada dalam pembuangan di Babel. Namun, Tuhan dan kediaman-Nya ada di dalam hati pemazmur, karena itu pemazmur begitu rindu sampai tak bisa lagi ditahan. Sebab itu, pada ayat 3, pemazmur berkata, “Jiwaku hancur.” Rindu hingga hati sesak, tetapi hati dan dagingnya bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Rindu yang bercampur aduk. Lebih baik melayani Tuhan dalam kesendirian daripada melayani dosa bersama orang banyak (ay. 11).

Pemazmur menyebutkan bahwa orang yang diam di rumah Tuhan, yang merindukan Tuhan dengan sungguh, yang hatinya berpaut pada Tuhan, yang ada dalam persekutuan dengan Tuhan, adalah orang-orang yang berbahagia. Mereka akan mendapat kekuatan dalam kehidupannya, bahkan melintasi lembah baka bukan lagi tempat yang menakutkan dan mengkhawatirkan. Lembah baka adalah lembah air mata dan merupakan ekspresi kesedihan, kekeringan, dan duka.

Orang benar menaruh hati pada Tuhan dan merindukan rumah-Nya. Menaruh Tuhan dalam setiap tujuan yang ingin dicapai. Hidup bagaikan ziarah, perjalanan yang panjang membutuhkan kekuatan bukan saja fisik tetapi rohani. Orang yang senantiasa menaruh Tuhan dalam hatinya, akan memeroleh berkat kekuatan dan penghiburan, sehingga perjalanan ini bukan lagi perjalanan yang mengawatirkan. Percayalah orang yang berjalan berjalan bersama Tuhan, tidak akan lemah, tetapi makin lama makin kuat. Amin.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda