PUANGMO OTO’NA PA’TUNDUAN

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Senin, 5 Mei 2025

PUANGMO OTO’NA PA’TUNDUAN

(Tuhanlah Penolong)

Mazmur 121:1-8

Iatu tuo lan telino buda tu a’gan merampoi. Mintu’ tau tantu ia nasang naanga’ tu melona sia dipomarampa’na. Na belanna melona manna tu dianga’, iamoto anna ia ke tangmelonami tu bu’tu sia merampoi nenne’ moki’ ma’kapussakan yaraka na denmo ka’tu rannu.

Ullendui’ te Pa’pudian dibasa, maleso tu nakuanna to Ma’pudi untingayoi tu a’gan mabanda’ urrampoi katuoanna. Tae’ anna sosso’ kapatongananna to Ma’pudi belan nanasanda tonganni kumua Puang Matua iamo oto’na pa’tunduan. Iamo to na ma’kada kumua, Iatu pa’tunduanna la bu’tu lu dio mai Puang Matua tu umpadadi langi’ sola lino (ay.2). Iamo Puang pasareonganna to Israel, tu tae’anNa tikkaru’du’ ba’tu leppeng (ay.4). Iamo Puang tu la tontong untoyanganni diomai kasanggangan sia la la urrinding pala’ deatanna (ay.6) Sia la ungkampai lan mintu’ torro ke’de’na tempon diomai landa’ sae lakona (ay.8).

Sipatu diala dandanan sangka’ umba susi kabantangan rannunna to ma’pudi ma’sattuan lako Puang. Nasanda tonganni lan kapatongananna kumua Puangmo la urrande pala’ deatanna anna tilendok diomai kamasolangan. Iatu to tontong ma’bulolollong tae’ anna la unneloranni Puang tu lentekna la tilende’. Tae’ anna bela tikarru’du’ sia leppeng (4) tu Puang sangadinna tontong na pemantang tu mintu’ langnganlaoanna kalingkanna taun-Na. Moi anna mapirrik mela’da’ tu allo sia moi anna pi’tuk tu malillin tae’ annala mepatumba len (6) belanna Puang To pasareoangan tontong mekulambu taruno sia unnala maseki’. Iamoto tae’ antala sepang lako kapenomban senga’ sia ma’rannuan lako tu apa disanga mala’bi’ do te lino. KuasanNa Puang iamo undaoanni mintu’ kuasa sia kamala’biran dao te lino, sia Ia tu kamatandeanNa tangtileluk sae lakona. Amin.

SUDAH DEKAT

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Selasa, 15 April 2025

SUDAH DEKAT

(Mareke’mo)

Lukas 22:1-13

Menjelang perayaan Hari Raya Roti Tidak Beragi yang disebut Paskah di kalangan bangsa Yahudi, ada sekelompok orang bukannya sibuk mempersiapkan perayaan, justru sedang galau yaitu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat karena sedang mencari jalan membunuh Yesus. Pada satu sisi dapat saja membunuh Yesus tetapi pada sisi lain takut kepada orang banyak yang semakin bertambah mengikuti Yesus karena akan mendatangkan  kekacauan.

               Iblis menemukan kesempatan. tidak pakai lama. Yudas menemui pemimpin agama Yahudi dan (3-4). Pemimpin agama gembira dan Yudas juga gembira menerima uang (5-6). Peristiwa penyerahan Yesus oleh Yudas seorang murid Yesus kepada pemimpin agama Yahudi menyebabkan Yudas Iskariot yang selama ini dekat dengan Guru berubah menjadi perpisahan selama-lamanya. Yudas Iskariot kehilangan semuanya dan akhirnya dikisahkan mengakhiri hidupnya sendiri. Hidup yang digoda Iblis dan keputusan untuk mengikutinya berujung pada kehancuran.

               Yesus tahu bahwa waktunya sudah menjelang perpisahan dengan murid-murid-Nya untuk menjalani misi Allah di dunia. Ia meminta murid-murid untuk mempersiapkan Paskah. Yesus memberikan petunjuk yang diikuti murid-murid dan demikianlah terjadi (10-13). Sang Guru yang sampai pada masa-masa akhir kebersamaan dengan murid-murid memberikan pendampingan yang sangat penting. Karena itu, Yesus merayakan Paskah hanya dengan dua belas murid-Nya. Yesus memanfaatkan kebersamaan ini untuk menyampaikan kepada murid-murid-Nya tentang penderitaan yang ditempuh-Nya sekaligus meneguhkan murid-murid-Nya. Yesus mengalami perpisahan  dengan murid-murid-Nya melalui suatu momen yang tidak terlupakan, yang baru disadari murid-murid-Nya ketika menerima berita sukacita tentang kebangkitan Yesus (Lukas 24:44-48).

Dalam hidup sehari-hari banyak hal yang sering tidak dimengerti tapi satu hal yang diperlukan adalah tetap percaya kepada Tuhan dan Tuhan yang terus bekerja atas iman kita kepada-Nya lalu menyatakan yang terbaik bagi kita. Amin.

JALAN YANG HIDUP

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Minggu, 6 April 2025

JALAN YANG HIDUP

(Lalan Katuoan)

Ibrani 10:19-25

 Istilah “kota mati” dan “kota tak pernah tidur” cukup akrab di telinga kita. Pada sisi lain, nampaknya kita tidak (belum) pernah mendengar istilah kota tidur ataupun kota hidup. Semua seperti sudah jelas dengan sendirinya. Kota tak pernah tidur menjadi sebutan untuk kota yang di sana ada aktivitas di ruang publik selama 24 jam. Kota mati merujuk pada kota tua yang tidak lagi berpenghuni.

Mendengar atau membacafrasa “jalan yang baru dan yang hidup…” (ayat 20) mengundang tanya yang wajar. Frasa “jalan yang baru” cukup mudah dimengerti tetapi frasa “jalan yang hidup” perlu penelusuran makna lebih jauh. Jalan yang baru dan yang hidup menunjuk pada persembahan korban yang dilakukan oleh Yesus sebagai imam besar yang menjadikan diri-Nya sendiri sebagai korban (Ibr. 10:12-14). Persembahan korban oleh Yesus itulah yang membuka jalan baru dan yang hidup. Persembahan oleh para imam (Yahudi) adalah jalan lama yang gagal. Persembahan itu tidak hidup, tidak membawa kepada Allah, tidak membawa kepada kehidupan dapat dipahami dalam konteks korban. Darah korban harus dipercikkan dalam keadaan segar (masih hangat dan tidak membeku). Hal itu mengilustrasikan pengorbanan darah Kristus yang hanya sekali dan tetap segar/hangat, dalam arti berlaku selamanya (tidak perlu diulang). Pengorbanan Kristus selalu segar, tidak pernah membeku dan menjadi usang. Ia berlaku tanpa batas waktu.

 Sebagai hasil dari pengorbanan yang menjadi jalan hidup itu, orang percaya memperoleh keyakinan diri dan keberanian menghadap Allah tanpa syarat korban lagi. Jalan yang baru dan yang hidup itu memberi ruang dan waktu untuk melakukan ibadah secara baru. Selalu ada ruang dan waktu untuk secara leluasa bertemu dengan Allah dan sesama demi terwujudnya kehidupan baru yang semakin berbuah baik, giat dalam pengharapan menyongsong hari Tuhan yang mendekat.

Bayangkan betapa besarnya dampak dari keyakinan bahwa kita baerada di  jalur yang benar. Kamu sudah di jalan yang baru dan yang hidup. Maka hiduplah dengan penuh keyakinan diri dan keberanian menghadap Dia. Pengampunan-Nya memberimu  jalan hidup yang sejati. Amin.

BERHARGA DIMATAKU

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Jumat, 4 April 2025

BERHARGA DIMATAKU 

(Keangga’ko dio PentiroKu)

Yesaya 43:1 - 7

Banyak orang sering kali terjebak dalam anggapan bahwa dirinya tidak berharga. Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin mempunyai pemikiran seperti itu. Ia merasa kurang beruntung dibandingkan dengan orang lain yang tampak sukses, pintar, kaya, dan berkuasa. Ia semakin merasa seperti orang yang tidak berharga karena pengalaman hidupnya menunjukkan bahwa ia sering diremehkan dan tidak dihargai karena statusnya. Temannya yang kaya dan berstatus tinggi lebih dihormati daripada dirinya yang tidak kaya dan tidak berstatus.  Pengalaman seperti ini memperkuat rasa tidak berharganya dalam hidup.

Benarkah manusia tidak berharga? Di dunia ini kita sering mengkategorikan dan membeda-bedakan orang. Manusia diberi ‘harga’ sesuai dengan ukuran dunia. Nilai seseorang seringkali hanya diukur dari keuntungan dan kerugian yang dihasilkannya. Namun pandangan Tuhan terhadap dunia tidak sama dengan pandangan manusia.  Manusia adalah makhluk yang sangat berharga di mata Tuhan (ay. 4). Nilai keberhargaan manusia tidak ditentukan oleh keberadaan manusia, melainkan oleh keberadaan Tuhan yang menciptakan-Nya. Tidak peduli siapa kita, kaya atau miskin, bijak atau bodoh, sukses atau gagal, sehat atau sakit, nilai kita sebagai manusia tidak berkurang di hadapan Tuhan. Nilai keberhargaan manusia ini tercermin dalam banyak bagian dari firman Tuhan ini: Allah ‘telah’ melakukan banyak hal, yaitu: menciptakan, membentuk, menebus, dan memanggil umatNya. Bahkan Allah juga ‘akan’: menyertai, memelihara, mengasihi, mendatangkan berkat dalam keturunan, dan menghimpun umatNya.

Allah menunjukkan betapa berharganya manusia sejak semula, kini dan masa akan datang. Semua itu adalah anugerah berharga dari Tuhan. Maka dari itu, kita jangan mudah merasa tidak berharga di dunia ini. Jangan biarkan dunia menentukan “harga” kita berdasarkan apakah keberadaan kita menguntungkan atau merugikan dunia. Kita berharga di hadapan Tuhan. Iman seperti ini membuat kita mensyukuri keberadaan kita dalam hidup dan memberi kita kekuatan untuk bangkit kembali dari segala situasi kehidupan yang muncul dalam hidup. Amin.

BERILAH MEREKA MAKAN!

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Rabu, 2 April 2025

BERILAH MEREKA MAKAN!

(Benni Kande tu Tau!)

Lukas 9: 10 - 17

Saat manusia lapar, secara alami akan mencari makanan. Ketika malam tiba dan manusia lelah, ia akan pulang dan beristirahat. Hal berbeda terjadi di Betsaida, sekitar lima ribu orang laki-laki (tidak termasuk perempuan dan anak-anak) terus mengikuti Yesus bahkan saat hari mulai malam. Apakah mereka tidak lapar? Apakah mereka tidak lelah? Hal itu disadari murid-murid Yesus, sehingga mereka meminta Yesus menyuruh orang banyak itu pulang. Murid-murid merasa mustahil memberi makan dan tempat tinggal bagi kira-kira lima ribu orang ditempat yang sunyi (ay. 12). Namun tindakan Yesus berbeda, bukannya menyuruh orang banyak itu pergi, tetapi berkata kepada murid-muridNya: ”Kamu harus memberi mereka makan!. ” Kemustahilan lain adalah mereka harus memberi makan lima ribu orang dengan apa yang ada, yaitu dengan lima roti dan dua ikan (ay. 13).

Kerap kali kita mengkhawatirkan berbagai hal dalam pelayanan pemberitaan Firman. Kita lupa bahwa yang kita kerjakan ada dalam kuasa Tuhan. Kekhawatiran murid-murid dijawab Yesus dengan tindakan. Yesus menugasi murid-muridNya untuk mengelompokkan orang-orang, lalu Dia memberkati roti dan meminta murid-muridNya membagikan roti itu. Segala yang dikhawatirkan murid-murid tidak terjadi, sebaliknya makanan itu tersisa dua belas bakul. Tugas kita adalah ‘memberi makan’ atau melaksanakan pelayanan kita,  Allah yang akan memberkati dan mencukupkan segalanya. Sebagai orang yang telah didamaikan dengan Allah, segala kemustahilan yang terjadi dalam hidup hendaknya tidak menyurutkan semangat pelayanan. Kemustahilan dapat mendorong kita terus melekat pada sumber berkat, yaitu Kristus. Hendaknya kita terus ‘memberi makan’ dalam Iman yang teguh dalam Kristus. Yesus akan terus memberkati, lalu lihatlah karyaNya yang luar biasa dalam setiap kemustahilan-kemustahilan hidup. Amin.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda