RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Minggu, 17 Agustus 2025

AKU SUDAH MENGATAKANNYA
(Mangkamo Kupokada Dolo)

 ------- Matius 24:15-28 -------

 

Setiap orang pasti pernah menerima pesan, wejangan atau nasehat dari orang tua dengan harapan menjadi bekal dalam menghadapi tantangan hidup di masa depan, dan ketika kita menghadapi suatu tantangan, nasehat dari orang tua akan mengingatkan bahwa benar apa yang pernah dipesankan.

Kepada murid-muridNya, Yesus memberi gambaran tentang apa yang akan terjadi mendahului kedatangan Anak Manusia. Bagaimana penderitaan, mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dengan tanda mujizat yang menyesatkan. Kata Yesus: "perhatikanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu". Pernyataan Yesus jelas bahwa apa yang telah disampaikanNya adalah hal yang mesti mereka ingat, dan perhatikan sehingga tidak mendatangkan penyelasan. Yesus berpesan agar mereka senantiasa berjaga dan mawas diri agar tidak terbawa arus, tersesat ataupun menyangkali imannya karena beratnya penderitaan dan godaan dari berbagai ajaran palsu. Pesan Yesus harus menjadi petunjuk untuk menilai dengan baik segala situasi yang akan terjadi supaya mereka teguh dalam iman, pengharapan dan kasih kepada Kristus.

Pesan serta peringatan Yesus juga menjadi pesan dan peringatan kepada kita yang hidup di masa penantian ini, bahwa kita harus membangun hidup beriman pada sumber pengajaran yang benar yakni ajaran Yesus Kristus, sehingga kita mampu menghadapi pengajar-pengajar sesat dan bahkan penganiayaan dari mereka yang tidak percaya. Pengenalan akan Allah dan hidup yang berakar pada pengajaranNya adalah sumber hikmat dan kekuatan dalam menghadapi semuanya. Roh Kudus akan menolong kita tetap bertahan ditengah ragam cobaan hidup, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Sabtu, 16 Agustus 2025

TETAP MENOLAK
(Tontong Mengkailing)

 ------- 1 Samuel 5:1-12 -------

 

Kisah dramatis tentang tabut Allah dan Dagon dalam perikop ini mengungkapakan keunggulan dan kekuasaan Allah atas semua sembahan manusia, yang dalam kisah ini diwakili oleh Dagon. Dalam agama orang Kanaan, Dagon adalah ayah dari dewa Baal. Orang Filistin berpikir (percaya) bahwa kemenangan mereka atas Israel adalah kemenangan Dagon atas Allah orang Israel yang ditandai juga dengan direbutnya tabut Allah.

Cukup mengherankan bahwa meskipun kejadian yang menimpa Dagon dan bencana (tulah) dalam bentuk penyakit tumor (borok-borok) melanda mereka di Asdod, Gat dan Ekron, mereka tetap tidak berubah pikiran/sikap. Mereka hanya melahirkan tradisi bagama baru yakni tidak menginjak ambang pintu Dagon (ay. 5) untuk mengingat peristiwa tumbangnya Dagon. Mereka tetap mengandalkan Dagon, meski kematian dan borok-borok menimpa mereka sebagai pertanda kekuatan kuasa Allah sungguh tak tertahankan. Mereka hanya melihat keunggulan Allah sebagai yang memberi tekanan, dan kuasa-Nya tak akan berpengaruh lagi, jika tabut Allah dikembalikan ke tempatnya.

Allah sebenarnya hendak menyatakan diri-Nya sebagai yang mengatasi semua dan tak tertandingi supaya orang Filistin bertobat, menerima-Nya dan memperoleh hidup. Penolakan terhadap-Nya hanya akan mendatangkan malapetaka, bahkan kematian. Sebaliknya, menyambut Dia akan membawa kebaikan dan kehidupan.

Allah menyatakan diri dan kehadiran-Nya melalui berbagai cara dan penyataan yang penuh dan sempurna adalah di dalam dan melalui Kristus, anak Tunggal-Nya. Berhadapan dengan Dia, yang selalu menawarkan kehidupan, setiap orang harus memilih, menolak atau menerima. Menerima berarti hidup dan menolak berarti binasa (bndk.Yoh. 3:16, 2 Kor. 2:15-16). Penerimaan itu menyangkut perubahan yang radikal dan menyeluruh; perubahan yang berpangkal pada pikiran (pertobatan). Waspadalah, jangan sampai perubahan hanya terjadi pada aspek tradisi atau ritual peribadahan, perubahan perilaku pun perbuatan-perbuatan. Allah menghendaki supaya kita sungguh berpaling kepada-Nya dengan segenap hati dan pikiran, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Jumat, 15 Agustus 2025

PULIHKANLAH KAMI
(Pasulekanni)

 ------- Mazmur 80:8-20 -------

 

Hidup bagaikan gelombang. Begitulah ungkapan yang biasa dipakai menggambarkan perjalanan hidup manusia di dunia ini. Setiap orang pasti pernah mengalami pasang surut, suka dan duka dalam hidupnya. Ketika kita mengalami masa sulit dan penuh penderitaan, mengingat masa-masa indah dan menyenangkan menjadi sangat memiluhkan. Kita sangat merindukan mengalami kembali masa-masa seperti itu. Sebagai orang percaya, di situasi yang demikian, kita pasti berpaling kepada Tuhan. Kita bertanya dan merenung atas diri sendiri dan kenyataan hidup dengan sesama. Kita meratap dan berseru memohon pertolongan Tuhan.

Pemazmur mewakili umat Israel mengungkapkan isi hati mereka di tengah situasi yang sungguh menyesakkan dada. Saat mereka mengalami sengsara berkepanjangan, mereka mengingat kembali bagaimana Tuhan memperlakukan mereka sejak dibawa keluar dari Mesir, dipelihara sedimikian baik dan istimewa di negeri perjanjian, dan kini mereka sangat terpuruk, terbuang dari hadapan-Nya. Mereka menyadari dan mengakui penyimpangan dan ketidaksetiaan mereka kepada-Nya sebagai penyebab penderitaannya. Dalam situasi yang menyedihkan itu, pemazmur mengajak umat lsrael untuk kembali berharap kepada Allah dan mengucapkan janji untuk setia kepada-Nya (ay. 19). Mereka memohon pemulihan disertai janji untuk tidak lagi menyimpang melainkan akan menyerukan nama-Nya (ay. 17-19).

Kini dan di sini, kita mungkin sedang merasa sangat terpuruk, baik sebagai pribadi, keluarga, ataupun sebagai masyarakat. Hidup serba sulit, sementara berbagai bentuk penyimpangan dan tindakan kejahatan terus terjadi. Kian hari semakin terasa, betapa kita sungguh tak berdaya untuk memperbaiki keadaan. Semoga dalam keadaan seperti ini, kita semakin diteguhkan dalam keyakinan bahwa hanya Tuhan semesta yang berkuasa memulihkan, membawa kita mengalami kembali masa-masa indah bersama Dia. Marilah memohon, kiranya Allah, di dalam Kristus, oleh kuasa Roh Kudus memulihkan keadaan kita. Biarlah pemulihan-Nya membawa kita semakin dekat kepada-Nya, tumbuh dalam kesetiaan, Amin. 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Kamis, 14 Agustus 2025

JANGAN SAMPAI DURHAKA
(Da'siamo Ammi Unnea)

 ------- lbrani 10: 26-31-------

 

Salah satu kisah sedih yang mungkin pernah kita dengar adalah mengenai orang-orang Kristen yang pernah begitu baik, setia dan bersemangat, tetapi kemudian mnenjadi murtad. Entah karena sebab apa, yang pasti kemurtadan memang bisa terjadi.

Penulis surat lbrani sangat prihatin dengan terjadinya kemurtadan, terutama karena pengaruh ajaran yang berpengaruh di kalangan orang Kristen asal Yahudi. Mereka terpengaruh oleh ajaran yang menekankan keharusan mengikuti tradisi umat lsrael, terutama sunat. Hal itu juga menjadi masalah bagi mereka yang bukan orang Yahudi, sebab mereka pun diharuskan mengikuti tradisi Yahudi. Oleh penulis surat lbrani, orang-orang Kristen yang menganut paham demikian disebut sebagi orang yang sengaja berbuat dosa setelah mengenal kebenaran, dan bagi mereka itu tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa (ay. 26). Mereka disebut orang durhaka yang akan dihanguskan oleh api penghakiman (ay. 27).

Jika penullis surat lbrani menyebut kengerian yang akan dialami oleh orang durhaka, orang yang menginjak-injak Anak Allah, menghina Roh kasih karunia, itu bukan untuk menakut-nakuti. Bukan pula untuk menggambarkan Allah sebagai pendendam. Semua itu dimaksudkan untuk menegaskan bahwa kasih Allah yang kekal dan secara sempurna dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus, tidak meniadakan penghakiman. Inilah ketegasannya, bahwa sesudah Kristus, tak ada lagi korban lain untuk menghapus dosa. Sesudah Kristus, yang masih akan terjadi adalah penghakiman. Kristus adalah perjanjian terakhir. Oleh karena itu, setiap orang harus mengambil keputusan, menerima atau percaya dan hidup, atau menolak dan binasa.

Kamu telah menerima Kristus berarti kamu telah mengenal kebenaran di dalam Dia. Sangat menyedihkan jika ada yang mengaku percaya tetapi kembali berkanjang dalam dosa. Terjatuh karena kelemahan sebagai manusia berdosa, mungkin saja terjadi, tetapi terus berbuat dosa dalam kesengajaan adalah kedurhakaan. Berkanjang di dalam dosa, mungkin bisa berlangsung lama, dan itu pertanda bahwa Allah berpanjang sabar tetapi di hari penghakiman semua itu pasti berakhir dalam kengerian. Jangan sampai terjadi. Amin. 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Rabu, 13 Agustus 2025

LAKUKAN YANG TERBAIK
(Pogau'i tu Melona Tongan)

 ------- Lukas 12:41-48 -------

 

Pernahkah Saudara dipilih menjadi pengurus, pemimpin suatu kelompok atau organisasi? Bagaimana perasaaan Saudara? Mungkin Saudara merasa bangga, bersyukur, ataupun tertantang. Mungkin juga ada yang kalau terpilih, malahan menjadi kuatir karena merasa tak mampu, bertanya-tanya karena merasa tidak layak.

Ketika Yesus selesai menyampaikan perumpamaan yang mengandung pengingatan tentang kewaspadaan, Petrus bermaksud mengklarifikasi siapakah yang dimaksud dalam perumpamaan itu. Yesus menanggapi pertanyaan Petrus dengan memberi perumpamaan lain, yang bermaksud menegaskan kembali hal kewaspadaan, dan menambahkan pesan mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh murid-murid-Nya sebagai pengurus rumah (ay. 42). 

Pengikut Yesus diberi peran sebagai hamba yang memimpin atau mengurus semua hamba Tuhan. Sebagai yang dipilih untuk mengurus sesama pengikut Tuhan (hamba-hamba). Mereka seharusnya menghormati Dia yang memberi kepercayaan untuk mengurus rumah. Penghormatan kepada Dia yang memilih atau memberi tugas merupakan bagian terpenting dalam tugas kepemimpinan atau kepengurusan itu. Kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, hikmat dan wibawah telah diberikan supaya tugas kepengurusan bisa dilakukan sebaik mungkin. Bila tugas itu dilakukan dengan baik, Dia akan memberi kepercayaan yang lebih besar (ay. 44) Sebaliknya, bila penugasan itu tidak dilaksanakan, malah sebaliknya menyakiti mereka yang seharusnya diurus, pemimpin akan menerima ganjarannya (pukulan).

Saudara mungkin sedang menjadi pemimpin atau pengurus pada suatu kelompok, organisasi, atau lembaga. Terimalah itu sebagai penugasan dari Tuhan. Kerjakan dengan sebaik-baiknya, bukan untuk mengembangkan karier semata melainkan sebagai penghormatan dan pertanggungjawaban kepada Dia, Tuhan yang memilihmu. Ketika kamu telah menerima begitu banyak, bahkan melimpah, apakah yang akan kamu lakukan sebagai balasannya? Jika kamu diberi tugas dan tanggungjawab untuk mengurus sesuatu yang penting, apalagi manusia, bagaimanakah kamu menanggapinya? Ingat, Tuhan menuntut banyak kepada yang sudah diberi banyak (ay. 48), Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda