RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Rabu, 27 Agustus 2025


 TEGUH MELAKUKAN KEBAIKAN

(Bantang umpogauʻ kameloan)

 ------- Lukas 6:6-11-------

 

Ada pepatah mengatakan "Orang yang suka mencari kesalahan orang lain bagaikan lalat yang suka mencari nanah dan luka yang busuk“. Orang yang selalu mencari-cari kesalahan orang lain dengan maksud untuk mempermalukannya disebut ’gibah'. Salah satu alasan seseorang mencari kesalahan orang lain karena mereka merasa tidak nyaman atau karena selalu menganggap diri lebih baik dan lebih mampu dari orang lain. 

Orang Farisi dan para ahli taurat selalu berusaha untuk mencari kesalahan pada diri Yesus.  Apapun yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus dan tentu semua itu adalah kebaikan dan kebenaran, namun bagi mereka selalu dianggap salah dan melanggar Hukum Taurat. Peristiwa Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat dianggap sebabagai pelanggaran terhadap Hukum Allah dan tidak menghormati-Nya. Mereka hanya memaknai hari Sabat dari segi ritus saja dan bukan dari makna Sabat itu sendiri. Untuk itulah Yesus bertanya kepada mereka ”Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang 
diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"(9). Pertanyaan Yesus sekaligus menjadi pernyataan bahwa apa yang mereka persoalkan adalah kekeliruan mereka dan justru itulah pelanggaran terhadap maksud Allah tentang makna Sabat. Bukankah bagian dari makna Sabat adalah melakukan kebaikan dan menyelamatkan hidup dari penderitaan?

Berbuat baik akan selalu ada tantangan. Orang yang hanya mencari popularitas sering merasa tersaingi dengan apa yang kita lakukan sehingga berusaha menjatuhkan kita. Tindakan Yesus memberi motivasi agar kita terus berbuat baik. Perbuatan baik akan membuahkan kebenaran dan kebenaran akan menghasilkan kemenangan, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Selasa, 26 Agustus 2025


DIALAH PEMBELA

(la umpembuloi taun-Na)

 ------- Wahyu 3:7-13 -------

 

Kemapanan Jemaat sering diukur dari kemegahan bangunan gedung gereja, banyaknya anggota, anggaran yang besar dan memiliki banyak sumber daya. Hal inipun kadang menjadi kebanggaan sekalipun mungkin kualitas dan pertumbuhan iman warga jemaat belum tentu baik. 

Jemaat Filadelfia adalah Jemaat yang kecil dan anggotanya tidak banyak, termasuk sumber daya yang terbatas, tetapi justru dalam keterbatasannya mereka tetap kuat mempertahankan imannya. Mereka tertindas dan teraniaya dari mereka yang disebut jemaat iblis yaitu mereka yang menyebut dirinya sebagai orang-orang Yahudi (9). Penganiayaan dialami sebagai akibat dari pengakuan mereka terhadap Yesus sebagai Mesias. Tentu hidup mereka sangat tidak nyaman kerena mereka terus ditindas dan dianiaya, namun kenyataan pahit yang mereka alami justru makin membuat mereka teguh dalam Iman.
Tuhan berpihak kepada mereka yang teraniaya karena kebenaran Kristus. Yesus memberikan jaminan kepada mereka yang tertindas bahwa lA akan membukakan pintu bagi mereka dan tidak ada yang dapat menutup pintu itu. Tuhan Yesus akan membela dan melindunginya, dan bahkan musuh-musuhnya akan datang tersungkur di depan kakinya dan akan mengaku bahwa Yesuslah yang melindungi mereka. Yesus akan memberi mahkota kehidupan bagi mereka dan menyediakan tempat untuk mereka tinggal dengan tenang (12).

Kenyamanan dan ketenangan sejati adalah jaminan dari Tuhan Yesus bagi mereka yang setia menuruti Firman-Nya. Kekayaan, jabatan, kemapanan duniawi adalah sia-sia. Keteguhan Iman sekalipun hidup ini teraniaya, menjadi jaminan untuk kita menerima mahkota kemenangan dari Tuhan, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Senin, 25 Agustus 2025


DIPERANGI ANNA DIPOGAU

(Mendengar dan melakukan)

 ------- Ibrani 4:1-11 -------

 

Lan Yakobus 1:25; nakua "Apa ia tu to unnannung atoran Sukaran aluk sundun, tu umpopentorro to makakaki' tae' anna mendadi to ma'perangi tang mengkilala sangadinna to menturu' tongan, maupa' ia tau iato lan kamenturusanna", Tae' gai'na tu umperangi manna kadanNa Puang apa tae' anna dituru' sia dipogau’ Ia tu Kasalamaran dio kaleta tu mangkamo nakamaseanki' Puang lan Puang Yesu sipatu tontong dikarang sia dipopempayan lan penggauran. 

Kamengkaolan iamo lamepanundu' ma'palulako tu inan mangkamo napasakka' Puang Matua lako kaleta. Naala panganderan Rasulu' Paulus tu nenek to dolona to Israel kumua ia tonna lan kalingkanna dio padang pangallaran, nenne' tangmengkaola sia unnea Puang Matua napourungi tae' anna tarru’ tama tondok mangka dialluranni. Iamoto anna dipa'pakaintinan lako bati' siosso'na kumua anna kilalai tu iannato sia sipatu napopendadi peladaran. Lan lbrani 3:8 "Da' mipabattukki tu penaammi susi tommi pasaki-arasan, sia tonna allo kapassandakan dio padang pangallaran, tu nanai nenek to dolomi ussandakNa' nasudi...."

la tu pempatuanta iamo tu mempatu lako allo kasaeanna Puang Yesu sule. indemoto ladinai ussundunni tu kasalamaran mangkamo dikamaseanki’. lamoto anna sipatu dipemarangan te kalingkanta lan te katuoan, mangkaki’ mani masalio natumang temai a'gan lino sia tontong tuo lan kamarrasan penaa. Mamasemo tu Puang mangka ullendokanki', kitamora umba ladikua umparakai te pa'kamase kasalamaran mangkamo dikamaseanki'. Sipatuki tu tontong makaritutu umperangi kadanna Puang anna dituru' sia dipengkaolai ondongpi tontong lamempayan lan mintu' soyanan katuoanta, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Minggu, 24 Agustus 2025


TUHAN TIDAK DIAM

(Tae'anna Ma'pakappa Tu Puang)

 ------- Mazmur 10:12-18 -------

 

Apakah Tuhan tidak peduli dengan berbagai kejahatan yang terus dilakukan oleh manusia? Sampai kapankah Tuhan harus diam melihat mereka yang sengaja berbuat jahat dan melawan kehendak-Nya? Pertanyaan pemazmur dalam bacaan kita mungkin saja kita pernah mengucapkannya ketika kita menyaksikan berbagai bentuk kejahatan, penistaan, penindasan yang dengan sengaja dilakukan orang melawan kehendak Tuhan.

Pemazmur dalam keprihatinannya memohon kepada Tuhan agar segera melepaskan orang-orang yang mengalami penindasan dari para penjahat yang dengan keangkuhannya melawan Tuhan. Pemazmur sungguh yakin bahwa Tuhan akan melepaskan mereka yang teraniaya dan membalaskan penghukuman bagi mereka yang melakukan kejahatan dan menolak Allah. Jika kita membaca ay 6,11 sangat jelas betapa kerasnya hati para penjahat bahkan dengan kepongahannya berkata bahwa mereka tidak akan goyang dan malapetaka tidak akan menimpanya. Allah akan menyembunyikan wajahNya terhadap mereka dan tidak akan pernah melihatnya. Sungguh mereka tidak menghormati Allah dan tidak takut terhadap penghakiman-Nya.

Ingat! Bahwa Tuhan tidak pernah toleran terhadap kejahatan. Dia akan melawan dan menghukum mereka yang terus berada dalam kesombongan melawan Tuhan. Tidak ada yang luput dari penglihatan Allah, dan penghukuman-Nya akan terjadi pada waktunya. Bagi mereka yang tertindas dan terus bergumul dengan berbagai kejahatan, penindasan dan perilaku kekerasan dari orang-orang yang sengaja melawan Tuhan, Pemazmur meyakinkan kita untuk tetap teguh dalam keyakinan bahwa Tuhan tidak akan diam terhadap pergumulan kita, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Sabtu, 23 Agustus 2025


MENGHAYATI INJIL YESUS KRISTUS

(Unnannung mandalan Kareba Kaparannuan diona Kristus)

 ------- Kisah Para Rasul 17:1-9 ------

 

Injil dimulai dengan penderitaan namun segera diikuti oleh kemenangan. Demikianlah Yesus Kristus membayar dengan harga nyawa-Nya sendiri agar Injil Keselamatan dapat dinikmati oleh manusia. Sekalipun la maha pemurah namun anugerah-Nya bukan "barang" murahan. Karena itu setiap orang yang terus hidup dalam Injil Keselamatan akan terus merasakan damai sejahtera sekalipun mengalami penderitaan. Situasi inilah yang dialami oleh Paulus dan Silas dalam kehidupan menikmati Injil Keselamatan Yesus Kristus.

Anugerah Injil keselamatan dalam Yesus Kristus telah mengubah kehidupan Paulus dan Silas. Sekalipun mereka harus mengalami tantangan dan penderitaan namun mereka tetap teguh dalam pendirian memberitakan Injil Keselamatan dalam Yesus Kristus. Inilah rahasia dari kekuatan Injil, yaitu bahwa ancaman kematian sekalipun tidak dapat menghalanginya. Mengapa demikian? Jawabannya jelas: karena Injil Keselamatan dalam Yesus Kristus merupakan kekuatan yang mengalahkan maut, dan kekuatan itu disebut Kasih! Oleh karena itu setiap orang yang hidup dalam Kasih Kristus tidak dapat ditaklukkan oleh maut. Inilah yang menjadi rahasia kekuatan yang memampukan Paulus dan Silas untuk terus memberitakan Injil.

Setiap orang dapat memutuskan untuk menerima Injil dimerdekakan dari maut.  Sebaliknya, setiap orang juga bisa memutuskan untuk menolak Iniil dan terus menikmati kesenangan duniawi (dosa) namun tetap berada dalam belenggu maut. Tanda bahwa kita telah menerima Injil adalah ketika kita merasa terbeban dan bertindak untuk memberitakan Injil sebagaimana Yesus Kristus yang penuh belas kasihan menyelamatkan manusia berdosa, Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda