JANGAN MEMBENCI TEGURAN

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Selasa, 6 Agustus 2024

JANGAN MEMBENCI TEGURAN
(Da' Mitumpu Peada')

Mazmur 50:16-23

Gampang menegur tetapi susah menerima teguran merupakan sikap hidup yang sering mewarnai refleksi ataupun khotbah selama ini. Artinya, kondisi dan sikap hidup seperti ini tidak benar. Kesadaran ini menuntut kita untuk menerima teguran dari Firman Tuhan untuk memperbaiki cara hidup.

Bacaan kita memerlihatkan bahwa ada orang yang kelihatannya suka membaca Firman Tuhan tetapi perbuatannya fasik. Kefasikan itu menunjuk kepada ketidaktaatan terhadap teguran berdasarkan Firman Tuhan. Perasaan lebih baik dari pada orang lain, berkawan dengan orang jahat, gemar berbuat jahat melalui kata-kata, memfitnah, merasa diri sederajat dengan Allah, bahkan sampai kepada sikap melupakan Allah adalah buah dari ketidaktaatan terhadap teguran Firman Allah. Tentulah ibadah orang-orang fasik ini tidak akan diterima oleh Tuhan. 
Kemunafikan orang-orang fasik pasti dihakimi dan dihukum Allah. Allah menghendaki suatu hidup yang berkenan dan memuliakan nama-Nya. Suatu kehidupan yang jujur. Bahkan kehidupan yang bersedia menerima teguran berdasarkan Firman Allah. Sikap hidup yang bersyukur seperti ini akan mendatangkan keselamatan dari Allah.

Kita perlu merespons keselamatan dari Allah dengan benar. Salah satu bentuk sambutan yang benar adalah kesediaan menerima teguran atas jalan hidup yang kita lalui. Allah dapat memakai orang lain menegur kita. Karena itu, betapa pentingnya kita membuka diri terhadap teguran untuk kebaikan kita. Jangan membenci teguran. Jangan merasa lebih baik dari orang lain. Jalanilah hidup ini dengan penuh ungkapan syukur, hidup dengan jujur, serta bersedia memperbaiki kelakuan hidup melalui teguran berdasarkan Firman Allah. Amin.

PA’KALEAN BA’RU

Renungan Harian Toraya - ReHaT

Senin, 5 Agustus 2024

PA’KALEAN BA’RU
(Manusia baru)

Efesus 4:17-24

Iake denni te mai apa ba’ru, tantu la’bi nakalo’ penaanta umpakei na iatu malusanna. Na lesang Paulus kumua iatu to mengkaola sia to mengkatoba’ lan Pa’panundu‘na Penaa Masallo umpokale a’gan pa’kalean ba’ru. Ma’ondonganna napamati’tin tongan Paulus kumua inang tae’mo nama’din la umpokalepa sia la umpotamangkalepa a’gan dolo tu to unnakumo Kristus mendadi Puang sia Jurusalama’. Tenmito kumua iatu to umpatonganmo Kristus inang torro senga’mo a’ganna na iatemai to tang ma’patonganpa lako Kristus. Tae’mo tama’din tuo lan kamailuan diona a’gan lino. Belanna tuo lanmo Kristus, dila’bakmo, sia dipamaseromo ullendu’i kamaparrisan, kamatean sia kamalimbangunan-Na Kristus. Iamoto iatu to ma’patongan sipatu tuo lan pa’poraian-Na Puang.

Lako kita to naluangmo kasipulungan kombongan sallo’, tae’mo anna den la nenne’ sikadamak tu penggauran lan kamalillinan belanna iamo umpamalusai sule tu a’gan ba’ru mangkamo Nakamaseanki’ Puang. To lumingkamoki’ lan arrang MaindandanNa Puang, tangiamoki’ to katurak-turak lumingka lan kamalillinan. Apa nenne’bangpa den pebali ke tilende’ki’ dikua na lan piki’ lino sia to lino piki’. Inang denbang attunna anna den tilende’ apa tae’ anna la den mellendokan diomai katilenderan iato kumua na tolinoki’ sia lan piki’ lino, sangadinna ia tu ladiangkaran iamotu sule ma’sossoran renge’ dio olona Puang Matua.

La takanandai tongan te katuoanta, kumua to dila’bak sia to dipamaseromiki’ lan Kristus. Paralluki’ tontong umpokale a’gan pa’kalean ba’ru ullendui‘ kamengkaolan tongan sia tangungkarera kapengkatobaran. Penaa Masallo‘ iamo tontong la urrendenki‘ ullolangi te katuoan kumua anna den tontong batta‘ umpamanassai tu a’gan kadiba’ruanta lan Kristus ullendui buangan kada sia penggauranta. Amin.

BERPUASA DEMI MENDAPATKAN HIDUP

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Minggu, 4 Agustus 2024

BERPUASA DEMI MENDAPATKAN HIDUP

( Ma'puasa Belanna Ungkabarri Katuoan )

 

2 Samuel 12:15-26

Allah menegur Daud melalui Natan karena dosanya merampas Batsyeba. Ayat 15-16 menceritakan bahwa anak yang dilahirkan bekas istri Uria bagi Daud mengalami sakit keras. Akibatnya, Daud sangat bersedih, berbaring di tanah, dan tidak mau makan. la berpuasa selama anak itu sakit dengan harapan semoga Allah mengasihani anak itu agar tetap hidup. Namun, pada akhirnya anak itu mati juga. Daud begitu bergumul, merendahkan dirinya, berkabung, bertobat, menangis, berdoa, dan memohon dengan sangat karena penyakit anaknya begitu mendukakan dia. Mazmur 51 merupakan bukti pertobatan Daud atas pengalaman pahit keberdosaannya.

Daud memerlihatkan sesuatu yang tidak seperti biasanya terjadi, baik di masa itu maupun di masa sekarang ini. Perbuatannya yang berhenti berpuasa, berkabung, menangis, dan bergumul ketika anak itu sudah mati mengherankan bagi para pegawai istana. la tidak meratapi kematian anak itu, melainkan ia mandi, berurap, bertukar pakaian, dan makan. Sikap yang sangat tegas. Makna berpuasa yang disematkan Daud begitu dalam, yakni bahwa berpuasa tidak diarahkannya pada soal perkabungan akan kematian, tetapi Daud berpuasa untuk memohon kehidupan bagi anaknya.

Kita menjalani kehidupan dengan berbagai gumul dan juang. Menghadapi kenyatan kehidupan yang demikian, kita patut
menyampaikan doa dan harapan kita kepada Tuhan. Bagaimana sikap dan penghayatan saat yang kita doakan justru tidak sesuai dengan permohonan kita? Banyak yang kecewa dan berduka begitu dalam untuk kenyataan yang demikian. Namun, selaku Orang percaya kita belajar memiliki sikap dan penghayatan seperti Daud. Dengan penuh harap kita menyampaikan Permohonan kita kepada Tuhan, sembari dengan penuh sabar tunduk pada kehendak, kuasa, dan kasih-Nya. Amin.

JANGAN TUNGGU MALAPETAKA

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Sabtu, 3 Agustus 2024

JANGAN TUNGGU MALAPETAKA
(Da’mu kampai dolo Kasanggangan)

Hakim-hakim 6:1-10

Sejarah bangsa Indonesia sampai saat ini tidak terlepas dari berbagai situasi perjuangan yang sangat melelahkan bahkan membuat banyak peristiwa penting menuju kemerdekaan. Sejarah mencatat kurang kebih 350 tahun, Belanda menjajah Indonesia dengan merampas semua kekayaan bumi dengna kerja paksa.
Situasi seperti itu pun pernah dialami oleh Israel. Akan tetapi, dalam sejarah perjalanan hidup Israel, akibat ketidaktaan dan ketidaksetiaan mengakibatkan Allah murka dan menyerahkan mereka pada tangan orang Midian (ay. 1). Selama 7 tahun, Israel hidup di bawah kuasa orang Midian yang merampas semua yang dimiliki Israel. Kendati mereka mencari tempat-tempat perlindungan di pegunungan, orang Midian menemukan dan merampas semua kepunyaan Israel.

Saat itu pun Israel berseru pada Allah memohon pertolongan Allah dari orang Midian dan Allah pun menjawab seruan mereka dengan menghadirkan seorang nabi. Nabi mengingatkan mereka bahwa hanya Allah yang menuntun mereka keluar dari tanah perbudakan, melepaskan mereka dari tanga orang Mesir, bahakn dari tanagn orang yang menindas mereka dan memembrikan tanah untuk mereka tempati, dan Allah pun mengatakan jangan menyembah Allah lain. Tetapi Israel tidak mendengar firman Allah karena kekerasan hati mereka.

Kondisi ini pun membuat Israel tunduk dalam pengahayatan bahwa sesungguhnya mereka tidak mamapu tanpa Allah. Allah yang setia bahkan dalam ketidaksetiaan Israel. Kita pun sering memberontak dan membawa malapetaka. Dia yang selalu mendengar permohonan kita akan selalu menolong kita. Maka dari itu, membiarkan kesempatan buruk terjadi karena kekeliruan kita dalam bersikap membawa kita terjebak dalam jerat diri sendiri. Tetaplah berpengharapan kepada-Nya. Amin.

MENDEKATKAN DIRI PADA PERJAMUAN KUDUS 

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)

Jumat, 2 Agustus 2024

MENDEKATKAN DIRI PADA PERJAMUAN KUDUS 
(Umpentirekei‘Katumimburan Sallo’)

1 Korintus 11:27-34

Perjumpaan dengan Kristus memang menjadi kerinduan setiap orang percaya. Kendati demikian, sebenarnya kita selalu bertemu dengan Kristus setiap hari. Namun, lebih dari itu kita mesti mengalami tubuh dan darah Kristus yang adalah tanda dan materai akan kesetiaan kepada umat-Nya. Banyak juga yang mangkir dari meja perjamuan karena berbagai macam alasan.

Perjamuan Kudus adalah peristiwa yang ditetapkan Yesus dan diberi perhatian khusus oleh Paulus. Ia menyadari adanya kekeliruan yang dilakukan jemaat ketika memasuki meja Perjamuan. Paulus menegur jemaat dengan maksud memerlihatkan ajaran yang lebih teratur agar jemaat hidup dalam kebenaran di hadapan Tuhan.

Ada beberapa sikap jemaat yang dicela oleh Paulus, yaitu kecenderungan menjadikan Perjamuan sebagai tempat untuk minum anggur secara berlebihan hingga mabuk, dan tempat untuk makan dengan rakus. Di sisi lain, jemaat pun ada yang menjadikan ajang pamer kekayaan sehingga Perjamuan disalah pahami sebagai tempat mendapatkan makanan yang banyak. Hal tersebut menghilangkan makna kasih Allah dalam Perjamuan, sebab ia menyimbolkan pengorbanan Kristus yang memberikan tubuh dan darah-Nya untuk menggantikan manusia menanggung kesalahan karena dosa.

Pengahayatan Perjamuan telah lenyap karena kepentingan tertentu hingga jemaat tidak lagi menghargainya dengan tidak menyiapan diri bahkan menyadari keberdosaannya. Roh Kuduslah yang akan meneguhkan kita memaknai Perjamuan. Bahkan sekarang dalam meja perjamuan, kita bersama dengan anak-anak merasakan kehadiran Kristus. Mari kita membimbing anak-anak kita untuk turut merasakan anugerah Allah melalui Perjamuan sekaligus mengajak kita untuk tidak menjauhkan diri dari Perjamuan. Amin.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda