RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Sabtu, 6 September 2025


 HASIL MAHAKARYA ALLAH

(Kamala’biranna  Panampana-Na Puang Matua)

 ------- Mazmur 139:13-18 -------

 

Ketika para Ilmuwan mempelajari dan meneliti tubuh manusia melalui anatomi, mereka menemukan betapa kompleksnya kita diciptakan. Hasil penelitian mereka mengungkapkan bahwa dalam tubuh manusia ada lebih dari 200 tulang yang tersusun rapi, lebih dari 600 otot yang bergerak seirama, dan miliaran sel yang bekerja terus menerus-tanpa henti. Hasil penelitian anatomi ini membantu kita memahami sebagian kecil keajaiban tubuh kita yang diciptakan Tuhan. Namun, hasil itu belum mampu mengungkapkan sepenuhnya tentang keunikan dan keistimewaan manusia yang diciptakan oleh Allah. Hanya firman Tuhan yang dapat menyatakan nilai sejati kita sebagai ciptaan Allah yang Imago Dei, mulia, dikasihi-Nya dan diciptakan untuk hidup dalam persekutuan kekal bersama-Nya.


Melalui Mazmur 139:13-18, Daud menyadari sesuatu yang amat dalam tentang keberadaannya. Sejak dalam kandungan, Allah sudah membentuk dan menenun hidupnya. Bukan terjadi secara biologis semata, tetapi tangan Tuhan terlibat sepenuhnya dalam proses penciptaan kita secara utuh. Ayat 13 bahkan Daud meyakini bahwa Allahlah yang membentuk jiwa dan inti batiniah manusia, pusat perasaan dan hati nurani. Dalam menenun kita, Tuhan memperhatikan detail tubuh kita (a.15). Betapa berharganya dan luhurnya manusia sebagai ciptaan di mata Tuhan. Ia senantiasa memikirkan dan memerhatikan seluruh detail kehidupan kita. Kita adalah karya seni, hasil mahakarya Tuhan. Kita diciptakan dengan tujuan Ilahi. Setiap kita ditenun dengan tangan kasih Allah untuk hidup memenuhi tujuan dan rancangan-Nya dari awal atas hidup kita. Menyadari betapa dasyat dan ajaibnya kita diciptakan oleh Allah, mendorong kita untuk senantiasa hidup bersyukur kepada Sang Pencipta dan berbakti kepada-Nya. Amin!

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

PENGHUKUMAN DAN BELAS KASIHAN

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Jumat, 5 September 2025 


 PENGHUKUMAN DAN BELAS KASIHAN

(Ukungan na Kamasokanan)

 ------- Yeremia 16:14-21 -------

 

Sepanjang sejarah Israel, Allah telah menggunakan peristiwa-peristiwa penting untuk menunjukkan kuasa dan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya, yakni penghakiman dan belas kasihan-Nya. Allah menghakimi dan menghukum umat-Nya karena pelanggaran mereka, namun dalam penghukuman-Nya Ia terus menunjukkan belas kasihan-Nya dengan memberi pemulihan.
Allah melihat semua dosa yang dilakukan oleh Israel, meskipun mereka bersembunyi melakukannya (a.17). Mereka tidak mengindahkan Tuhan dan tidak menghormati-Nya dengan melakukan penyembahan berhala, sehingga Allah murka kepada mereka. Allah menyatakan umat-Nya bersalah dan oleh keadilan-Nya Ia menghukum mereka: ‘Aku akan mengganjar dua kali lipat kesalahan dan dosa mereka…’ (a.18). 
Penghakiman dan hukuman dari Allah memberikan pengajaran bagi mereka; Pertama, ketika Allah menghajar mereka, Ia mengajar mereka. Di ayat 20: “Dapatkah manusia membuat allah bagi dirinya sendiri?”. Allah menegur dan mengingatkan Israel akan kebodohannya yang menggantikan Allah yang hidup dengan allah buatan tangan manusia untuk disembah. Kedua, kehormatan bagi Allah. Melalui penghakiman yang dilakukan kepada umat-Nya, Allah memberitahukan kekuasaan dan keperkasaan-Nya bahwa tidak ada allah lain yang dapat dapat disejajarkan dengan Dia. Dialah Allah yang adil dalam penghakiman namun Dia juga adalah Allah yang berbelas kasih dan tidak melupakan janji-Nya kepada umat-Nya yang berbalik kepada-Nya (a.20). Hukuman yang mereka alami tidak akan berlangsung selamanya. Allah menyatakan rencana-Nya untuk mengumpulkan kembali umat-Nya, supaya umat itu mengetahui bahwa “Dialah Allah yang berkuasa dan perkasa dan bahwa Dialah TUHAN." (21). Amin.

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Kamis, 4 September 2025 


 MENDAHULUKAN KEPENTINGAN ORANG LAIN

(Umpalosong kaparalluanna to senga‘)

 ------- Filipi 2:25-30 -------

 

Dunia zaman sekarang, ketika orang cenderung terdorong untuk hidup berpusat pada diri sendiri, Alkitab justru memanggil kita untuk hidup mendahulukan kepentingan orang lain. Kita diajar agar tidak hanya berfokus kepada kepentingan pribadi kita, melainkan juga memikirkan dan mendahulukan kepentingan orang lain. Sikap seperti itulah yang ditampilkan dan diteladankan oleh Paulus dan Epafroditus dalam perikop bacaan kita Fil. 2:25-30.
Sebelumnya, jemaat Filipi mengutus Epafroditus kepada Paulus untuk mengantarkan bantuan dari jemaat Filipi bagi Paulus yang saat itu sementara dipenjara dan sekaligus untuk melayani Paulus dalam segala keperluannya selama dipenjara. Epafroditus bersedia meninggalkan kenyamanannya dan pergi menjadi ‘asisten’ Paulus yang sedang menderita di dalam penjara. Pelayanannya kepada Paulus adalah untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayanan jemaat di Filipi (a.25, 30). Ia diutus jemaat Filipi untuk memenuhi apa yang masih kurang bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Paulus. Untuk pelayanan inilah, ia rela mempertaruhkan nyawanya: ia sampai sakit, bahkan nyaris meninggal, namun Allah mengasihani dan memulihkannya (a.27). Ia melakukan semuanya itu bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain, dan dengan apa yang dilakukannya itulah, Paulus sangat berterima kasih dan sangat mengasihinya.
Kita semua dipanggil untuk menyatakan sikap dalam pelayanan seperti yang ditampilkan oleh Epafroditus dan Paulus yang sangat peduli terhadap kepentingan orang lain dan bersedia berkorban bagi sesama, sebagaimana yang diteladankan oleh Yesus Kristus dalam pelayanan-Nya yang mengorbankan diri-Nya demi keselamatan manusia. Pelayanan Gereja bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk menolong, mendukung, menghibur, memberkati dan menguatkan orang lain. Amin! 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Rabu, 3 September 2025 


 KEMBALILAH SEBELUM TERLAMBAT

(Membalik komi su’ding densiapa attu)

 ------- Yeremia 3:14-25 -------

 

“Satu kali kau sakiti hati ini, masih kumaafkan. Dua kali kau sakiti hati ini, juga kumaafkan. Tapi jangan kau coba tiga kali, jangan oh jangan. Cukuplah sudah, cukuplah sudah, jangan kauulangi lagi…”. Ungkapan di atas merupakan penggalan syair lagu “Jangan Sampai Tiga Kali”, yang berisi peringatan bahwa meskipun seseorang mungkin memaafkan kesalahan orang lain satu atau dua kali, namun jika kesalahan yang sama terulang untuk “ketiga kalinya” maka hubungan tersebut mungkin tidak bisa dipertahankan lagi karena kesabaran itu ada batasnya.
Bagaimana dengan hubungan Allah dengan umat Israel, dalam konteks perikop Yeremia 3:14-25? Umat Allah saat itu mengalami kemerosotan rohani. Mereka jatuh pada penyembahan berhala, meninggalkan Tuhan dan hidup dalam ketidaksetiaan. Mereka digambarkan seperti seorang istri yang tidak setia terhadap pasangannya. Karena itu, Tuhan memakai nabi Yeremia untuk menegur umat-Nya yang telah murtad dan memanggil mereka Kembali kepada pertobatan. Tuhan tidak serta merta menghukum mereka. Dengan penuh kasih Ia mengundang umat-Nya untuk kembali kepada-Nya (a.14). Ia berjanji memberikan pemulihan dan menuntun mereka lewat gembala-gembala yang takut akan Tuhan (a.15-16). Tuhan menyatakan kerinduan-Nya menyambut umat-Nya kembali sebagai anak-anak-Nya ketika mereka menyatakan pertobatan yang sungguh kepada Allah. Akhirnya Israel/Yehuda mengakui bahwa ‘hanya TUHAN, Allah kita dan hanya pada TUHAN, Allah kita, ada keselamatan Israel! Mereka kembali sebelum terlambat dan Allah memulihkan mereka. 
Kasih Tuhan tak berkesudahan bagi kita. Tuhan merindukan kita menanggalkan dosa kita dan mengharapkan pertobatan yang sungguh di hadapan-Nya. Pertobatan dari kita akan mendatangkan pemulihan Allah. Amin! 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)


Selasa, 2 September 2025 


 IMAN YANG TUMBUH DAN HIDUP

(Kapatonganan tu tontong lobo’ sia tuo)

 ------- Titus 1:1-9 -------

 

Segala sesuatu tidak akan bertahan atau berlangsung lama jika tidak dipelihara dengan baik. Ibarat tanaman, jika hanya ditanam, namun tidak dipelihara, mungkin saja tanaman tersebut tumbuh, namun kerdil atau bahkan layu akhirnya kering dan mati. Seperti itulah iman seseorang. Tidak cukup hanya dengan memiliki iman, tetapi iman itu harus dipelihara dalam terang firman Tuhan.
Melalui perikop Titus 1:1-9, selain mengungkapkan identitasnya sebagai hamba Allah (doulos) dan rasul Yesus Kristus, Paulus juga menyatakan tujuan panggilannya sebagai hamba dan Rasul Yesus Kristus, yakni untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah. Dengan kata lain, misi hidup dan pelayanan Paulus adalah menolong orang percaya agar tetap berpegang pada iman dan memeliharanya dalam kehidupan sehari-hari yang terarah pada pengharapan akan kekekalan. Demi tujuan itu jugalah, maka Paulus menempatkan Titus di Kreta, agar terciptanya kehidupan bergereja dan beriman yang sehat. Diperlukan pemimpin yang berkarakter dan berintegritas, untuk memimpin dan menjadi teladan umat dalam kehidupan beriman serta senantiasa memelihara/mempertahankan iman mereka kepada Kristus.
Kepada Titus, Paulus memberi daftar kriteria khusus untuk para pemimpin umat/Gereja, yakni para penatua dan diaken. Dalam ayat 6-9, Paulus menguraikan hal tersebut, yakni para Penatua/pemimpin gereja harus memiliki karakter yang baik dalam kehidupan keluarga (a.6), karakter pribadi yang baik (a.7-8). Selain itu juga harus memiliki prinsip dan kemampuan Rohani yang kuat untuk menjadi teladan dalam keluarga. Ketaatan pada firman Tuhan serta kesediaan untuk dibimbing oleh Roh Kudus yang akan menolong kita untuk hidup dalam iman dan memelihara iman itu untuk tujuan kekekalan (bnd. 2 Tim. 4:7). Amin! 

 

Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda