RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)
Sabtu, 17 Agustus 2024
YESUSLAH RAJA KEBENARAN
( Yesumo Datu Katonganan )
Yohanes 4:7-26
Pada hari kemerdekaan ini, kita membaca percakapan Yesus Kristus dengan seorang perempuan Samaria. Percakapan ini akan menuntun kita untuk merenungkan hakikat kemerdekaan melalui inkarnasi Allah dalam Yesus Kristus.
Percakapan Yesus Kristus dengan perempuan Samaria mesti diletakkan dalam dua konteks. Pertama, sikap permusuhan (politis maupun religius) antara Israel Utara (Samaria) dan Israel Selatan (Yahudi). Permusuhan itu telah berlangsung sejak abad 6 SZB (sebelum zaman bersama). Akibatnya, sekalipun sama-sama mengklaim sebagai keturunan Yakub, mereka saling menolak satu sama lain (perhatikan ayat 9). Kedua, pengharapan mesianis yang berkembang subur di tengah bangsa Israel (Yahudi dan Samaria). Pengharapan tersebut berakar pada kerinduan akan datangnya raja yang akan memerintah dengan kebenaran dan keadilan di tengah penjajahan bangsa asing. Hal
itu. dilatarbelakangi dan berkembang dalam situasi politik-religius Israel yang kacau balau selama ratusan tahun.
Perkataan Yesus Kristus dalam ayat 26, “Akulah Dia, yang sedang berbicara dengan engkau”, membuka babak baru yang mengaruniakan kemerdekaan sejati. Yesus sebagai Mesias datang baik untuk orang Yahudi maupun orang Samaria, bahkan bagi seluruh umat manusia. la mesti diterima dalam iman dan penyembahan yang benar, karena sejatinya Mesias adalah raja yang benar dan adil. Karena itu, la menyatakan bahwa penyembahan kepada Bapa tidak lagi tersekat oleh sikap eksklusif dan permusuhan di Samaria maupun di Yerusalem,
melainkan semua yang menerima Yesus Kristus akan dipersatukan untuk menyembah dalam roh dan kebenaran (ay. 21-23). Melalui itu, dengan iman dan pengharapan kita meyakini bahwa kemerdekaan sejati kita adalah penyelamatan dalam Yesus Sang Mesias. Amin.
_______________________________________________
Sumber : Buku Renungan Harian Toraya (REHAT)
Diterbitkan oleh Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja.