RENUNGAN HARIAN TORAYA (REHAT)
Rabu, 26 Maret 2025
ALLAH PASTI MENEPATI JANJI-NYA
(Manappa’ tu Puang lako pangallu’Na)
Bilangan 13:17-27
Janji adalah sebuah istilah teknis yang kerap menjadi tolok ukur keseriusan. Di dalam Alkitab, Allah berkenan membangun hubungan yang serius dengan manusia. Hubungan tersebut menjadi kudus dalam sebuah ikatan perjanjian. Keseriusan ikatan perjanjian antara Allah dan manusia tergambar dalam ungkapan Ibrani carat berit. Secara harfiah, kata ini berarti memotong perjanjian yang disimbolkan oleh kedua pihak yang berjanji dengan pemotongan hewan. Dengan kata lain, ikatan perjanjian antara Allah dan manusia terkait dengan kehidupan dan kematian.
Salah satu janji Allah kepada Israel adalah membawa mereka ke sebuah negeri yang berlimpah susu dan madunya. Ungkapan “susu dan madu” menjadi ungkapan simbolik atas kehidupan yang dijaminkan Tuhan kepada umat-Nya. Jika kita memperhatikan sejarah bangsa Israel, mulai dari Abraham yang mendapat janji ini pertama kali hingga kepada seluruh perjalanan bangsa Israel di padang Gurun, maka akan tampak bahwa menghidupi janji Allah bukanlah perkara mudah. Mereka berkali-kali meragukan dan mempertanyakan janji dan penyertaan Allah. Akan tetapi, dalam sebuah pengintaian mereka menyaksikan sendiri bahwa negeri yang mereka tuju sesuai dengan negeri yang dijanjikan oleh Allah. Negeri tersebut belimpah-limpah susu dan madunya (ay.27).
Allah pasti menepati janji-Nya. Keraguan kita pada janji Allah umumnya terletak pada ketidaksiapan berproses dalam cara kerja Allah. Sementara kita berpengharapan pada janji-Nya, Allah sudah menunjukkan kesetian-Nya dengan terus menopang kita berjalan menuju pemenuhan janji-Nya. Jalan tidak mudah bisa saja dipilihkan-Nya untuk memastikan kepada kita bahwa pemenuhan janji Allah tidak pernah terletak pada kemampuan kita, melainkan semata pada kesetiaan Allah pada janji-Nya. Amin.