JIKA IA TIDAK BERBUAH,TEBANGLAH!

Bahan Penelaahan Alkitab, 16-22 Maret 2025


JIKA IA TIDAK BERBUAH,TEBANGLAH!
lake tae’ Namembua, Lellengmi!
Yesaya 55:1-9
Tujuan:
1. Umat menghayati kasih Yesus Kristus bagi dunia dengan memberikan kesempatan untuk bertumbuh dan berbuah.
2. Umat dapat bertumbuh dan berbuah dalam kehidupannya.

PEMAHAMAN TEKS
Allah sungguh mengasihi umat manusia, sekalipun selalumemberontak dan mendua hati. Mereka digambarkan seperti orang yang haus dan lapar serta tidak memiliki uang (ay.1). Dalam kondisi demikian, Allah ingin umat manusia datangkepada-Nya, olehnya itu, Yesaya menyerukan kepada semua orang tanpa terkecuali untuk  datang kepada Allah untuk menikmati kehidupan dan keselamatan. Di dalam Tuhan, mereka yang tadinya lapar dan haus,akan diberikan gandum dan susu secara cuma-cuma tanpa bayaran. Artinya, mereka yang mau datang kepada Tuhan (tidak ada batasan, siapa saja yang mau datang kepada-Nya akan disambut dengan sukacita) akan mendapatkan kehidupan sehingga dapat bertumbuh dan menghasilkan buah. Buah yang ditampakkan melalui kesaksian kepada bangsa-bangsa lain (ay.4).
Dalam perjalanan kehidupan ini,tentu kita seringkali menjauh dari Tuhan. Kita merasa bertumbuh baik tetapi kenyataannya tidak menghasilkan buah. Kita harusnya selalu haus dan lapar sehingga kita mau selalu dekat dengan Allah sumber kehidupan itu. Ketika kita hidup maka kita dimungkinkan untuk bertumbuh dan menghasilkan buah.

PERTANYAAN DISKUSI

1. Apa saja yang sering membuat kita tidak menghasilkan buah kebenaran dalam hidup ini?
(Apara tu nenne’ untumangi anna tangpayan tu buanna katonganan lan katuoanta ?)

2. Baca kembali ayat 4a, apa yangdimaksud dengan “menjadi saksi bagi bangsa-bangsa”?
(Basai sule tu ay.4a, Apara tu disanga ” ma'katottongi lako mintu'bangsa”)

AHLI WARIS KERAJAAN SURGA

Bahan Penelaahan Alkitab, 16-22 Maret 2025


AHLI WARIS KERAJAAN SURGA
Umpomana’ Kadatuan Suruga
Filipi 3:17-4:1
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa orang percaya adalah pewaris Kerajaan Surga.
2. Jemaat hidup sebagai warga Kerajaan Surga yang dituntun oleh Injil.

PEMAHAMAN TEKS
Perikop Filipi 3:17-4:1, ini merangkum panggilan untuk menjalani hidup dan pemahaman tentang kehidupan yang saleh, yaitu "kewarganegaraan di surga" (Fil. 3:20). Hal itu dimulai dengan penggambaran tentang cara orang-orang percaya dapat memahami diri mereka sendiri, yaitu, sebagai symmimetai (sesama peniru). Dalam Filipi 4:1, sesama peniru itu adalah pengikut Yesus, semua orang yang menjadi bagian dari tubuh-Nya.

Ada “jalan ini” saat ini dan masa depan. Keduanya terhubung melalui proses. Jemaat Filipi diminta untuk terus berperilaku dan tidak meninggalkan apa artinya “berdiri teguh” (4:1) di dalam Kristus, yaitu hidup menurut Allah di dalam Kristus ("kewarganegaraan surgawi", 3:20), seperti yang Paulus dan yang lainnya coba lakukan (3:17). “Teruslah meniru,” “teruslah memperhatikan” sehingga kamu dapat terus hidup (3:17) bukan sebagai musuh salib Kristus, tetapi sebagai orangyang“berdiri teguh” didalam Kristus yang sendiri telah pergi ke salib itu.

Penting untuk memperhatikan cara Paulus menggambarkan orang-orang percaya di Filipi dalam 4:1. Mereka adalah orang-orang yang dirindukan Paulus. Mereka adalah sukacitanya. Keberadaan mereka adalah mahkota Paulus sendiri, ia tidak membutuhkan yang lain, itu sendiri merupakan klaim yang bertentangan dengan budaya yang menggambarkan kehidupan di dalam Kristus yang Paulus ingat dalam surat ini. Mahkota yang dipilih oleh jemaat dan mahkota yang menghiasi dahi kaisar-kaisar Romawi atau raja-raja lainnya,bukanlah pahala yangdihargaioleh para pencinta Allah.

PERTANYAAN DISKUSI

1. Bagaimana Anda memahami status sebagai warga Kerajaan Allah?
(Umba susi pahangta tu disanga sielle'komi tama ParentaNa Puang Matua?)

2. Bagaimana Anda menjalani hidup sebagai “sesama peniru”,yaitu orang yang percaya kepada Kristus?
(Umba lasusi soyanan katuoanta sisola temai padanta tu disa’bu’mo to ma’patongan lako Kristus?)

HANYA KEPADA DIA ENGKAU BERIBADAH

Bahan Penelaahan Alkitab, 9-15 Maret 2025


HANYA KEPADA DIA ENGKAU BERIBADAH
Lamenombako Lako Puang Kapenombammu
Ulangan 26:1-11

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa beribadah hanya kepada Allah yang kita kenal di dalam Yesus Kristus.
2. Jemaat menghidupi model beribadah yang benar yaitu selebrasi yang berlanjut pada aksi.

PEMAHAMAN TEKS
Pada Ulangan 26:1-11, Musa meninjau kembali perintah perintah untuk merayakan Hari Raya,yang pertama kali ia umumkan dalam pasal 16:9-12. Orang Israel harus merayakan panen pertama pada bulan Juni “dengan memberikan persembahan sukarela sesuai dengan berkat-berkat yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu” (16:10). Sekarang, dalam pasal 26, Musa menyediakan liturgi khusus untuk ritual perayaan buah sulung itu.

Sebagai sebuah liturgi perayaan, hal itu mencakup perintah untuk tindakan tertentu yang ditentukan dengan akta-akta khusus.Di dalam perintah itu, tergambar bahwa orang Israel yang beribadah berdiri di tempat suci Allah,memegang keranjang yang penuh dengan hasil panen. Saat imam menerima keranjang dan meletakkannya didepan altar, terdengar orang Israel yang beribadah menyampaikan bacaan liturgi bersama dengan buah-buah sulung.

Selama ritual buah sulung ini, orang Israel yang beribadah memegang buah sulung dari tanah yang berlimpah tempat ia berdiri dalam ibadah. Dalam posisi fisik itu, orang Israel yang beribadah adalah kesaksian hidup bahwa Allah telah setia pada janji yang dibuat sejak pertemuan ilahi pertama dengan para leluhur: “Pergilah ke suatu negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu, dan di sanalah Aku akan memberkati engkau” (Kej. 12:1-3). Bacaan ini meninjau kembali tindakan penyelamatan Allah, yang menelusuri Kembali kisah para leluhur,danmenggambarkan arti menjadi umat Allah yang setia menyembah-Nya.

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Bagaimana warga Gereja Toraja menghayati dan menerapkan Persembahan Buah Sulung dengan bercermin pada konsep ritual Buah Sulung Israel, pada Perikop Ulangan 26:1-11?
    (Umba susi pa’nannunganta sia umba ladikua umpata’pai lan Gereja Toraja tu diona umpemalaran bua pa’bunga’ susi dipokada lan Pa’tole26:1-11?)
  2. Apakah perikop Ulangan 26:1-11, yang menggambarkan ibadah yang berlanjut, telah sejalan dengan teologi Liturgi Gereja Toraja(Ibadah Selebrasi dan Ibadah Aksi)?
    (la te dipokadanna lan Pa’tole 26:1-11, diona kamenomban tu sipatu tontongdiangkaran,susi siamo raka tumengkana tonnoran kamenomban pa’pakarayan lan Gereja Toraja?)

BERBALIKLAH, LIHATLAH KEMULIAAN TUHAN!

Bahan Penelaahan Alkitab, 3-7 Maret 2025
Minggu Transfigurasi

BERBALIKLAH, LIHATLAH KEMULIAAN TUHAN!
MembalikKomi, Tiroi Kamala’biran-Na Puang

Lukas 9:28-43a

Tujuan:
1. Jemaat diajak untuk berbalik kepada Tuhan.
2. Jemaat mendegarkan suara Tuhan

PEMAHAMAN TEKS
Peristiwa Transfigurasi Yesus disaksikan oleh tiga murid, yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Melalui peristiwa ini, sesungguhnya yang terjadi ialah tersibaknya kodrat llahi Yesus Kristus (karena dalam diri-Nya terdapat kodrat llahi dan insani) dan rupa tersebut akan tampak kembali pada kebangkitan dan kedatangan-Nya kembali.Selain itu, kehadiran dua nabi, yakni Musa dan Elia semakin menegaskan siapa Yesus Kristus sebenarnya. Musa mengingatkan kita akan pertemuannya dengan Tuhan di atas gunung Sinai dan menerima sepuluh hukum Allah. Sedangkan, Elia mengingatkan kita akan tugas kenabiannya, melakukan mujizat serta mengajak umat Israel untuk berbalik kepada Tuhan. Dengan demikian, Yesus Kristus adalah pemenuhan serta perwujudan dari hukum Allah dan nubuatan para nabi.

Pokok persoalan yang terjadi dalam teks ialah ketika Petrus yang hendak menahan lebih lama suasana kemuliaan yang ia lihat dan rasakan. Padahal, peristiwa yang ia saksikan adalah keilahian Yesus yang akan segera menempuh jalan penderitaan demi pendamaian bagi dunia (terlebih jika kita membaca dua perikop sebelumnya). Misi yang dilakukan Yesus ialah misi llahi dan tidak ada manusia yang dapat mengatur-Nya. Sebab itu, ada suara Tuhan yang berbicara bahwa "Inilah Anak-Ku, pilihan-Ku, dengarkanlah Dia”.Dengan demikian, kita dapat berefleksi bahwa manusia tidak bisa untuk mengatur Allah dalam karya-Nya. Akan tetapi, dalam tutur dan karya, kita seharusnya kita mendegarkan Dia yang penuh kemuliaan. Berbalik dan melihat kemuliaan, ialah ketika kita tidak mungkar dan mau memandangKristus sebagai junjungan hidup.

PERTANYAAN DISKUSI

1. Pernahkah kita serasa mau mengatur Tuhan? Seperti meminta Tuhan untuk memberi celaka kepada seteru.
(Den mo raka anna butung kitamo la unnato’ Puang Matua? Susinna, mangando dikua anna unnappa’ balaa’ kasanggangan tumai uali)

2. Apa yang menghalangi kita untuk mendegarkan Dia yang penuh kemuliaan itu?
(Apara tu mesakkalanngni la urrangi tu Puangsumpu mala’bi’?)

BEROLEH HIKMAT TUHAN DALAM ROTI HIDUP

Bahan Penelaahan Alkitab, 19-24 Agustus 2024

BEROLEH HIKMAT TUHAN DALAM ROTI HIDUP
Ungkabu'tui kakinaan lan Roti Katuoan

Efesus 5:15-20

Tujuan:
1 Jemaat memahami bahwa hikmat bristus adalah jalan menuju kerajaan Allah.
2. Jemaat percaya bahwa Yesus sebagai roti hidup adalah pusat dari selunsh kehidupan manusia.

PEMBIMBING TEKS
“Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif” (ay. 15). Peringatan ini disampaikan kepada orang-orang Kristen di Efesus (Ef. 1:1). Pertanyaannya, mengapa Paulus memeringatkan mereka? Karena, orang-orang Kristen di Efesus hidup di tengah kota yang penduduknya menyembah Dewi Artemis (dewa kesuburan orang Yunani). Sebab itu, Paulus mengingatkan mereka untuk memerhatikan dengan seksama bagaimana mereka harus hidup (ay. 15). Peringatan itu ditegaskan oleh Paulus dengan mengungkapkan kata “jangan”. Jangan seperti orang bebal, jangan bodoh dan jangan mabuk oleh anggur. Jadi apa yang harus mereka lakukan? Paulus menjawab bahwa mereka harus arif, menggunakan waktu dengan baik, dan hidup penuh dengan Roh. Orang arif adalah orang yang tidak mengikuti kehendak orang bebal, tetapi dia mampu mengendalikan dirinya. Sinonim
orang bebal dalam KBBI adalah orang bodoh. Paulus menasihatkan orang Efesus untuk selalu bersikap arif, bahkan menggunakan waktu sebaik mungkin.

Orang arif/bijaksana adalah orang-orang yang memusatkan hidup dan kesehari-hariannya di dalam Kristus Sang Roti Hidup. Karena itu,
mereka tidak lagi bergantung pada “makanan” yang lain, tetapi hanya pada Kristus Sang Pusat kehidupan. Sikap bijaksana, mesti menjadi salah satu keutamaan dalam kchidupan warga jemaat. Sikap seperti itu menyatakan tentang kepatuhan pada Kristus.

PERTANYAAN DISKUSI

1. Apakah gereja selama ini telah menjadikan Kristus sebagai roti hidup, atau justru gereja masih bergantung pada roti yang lain? 
(Manassa stamoraka kumua ta tu Kombongan tnang Kristusmo tu napopendati Roti Katuoanna?)

2. Apakah Gereja sclama ini telah arif memakai waktu dalam pelayanan (bdk. Ef. 5:16)? 
(Dipake melosiamoraka temai attu lan Kombongan umpana'ta’I tomai Pa'kamayan? (pasitiroi Ef 5:16)

Image

Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Klasis Kalimantan Timur & Tengah
Wilayah V Kalimantan.

Badan Hukum: Keputusan Menteri Agama R.I. No.26 Tahun 1971, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri R.I. No.: 61/DJA/1973

Alamat :

Jl. DI Panjaitan No.27 Samarinda
Kalimantan Timur, Indonesia0

Kontak Pelayanan :

(+62) 541 734508

Email :

tatausaha@gtjemaatsamarinda.org

Website :

https://gtjemaatsamarinda.org

Pendeta Jemaat :

Pdt.Joice Limbong (082158239828)
Pdt.Alexzander Bilang (081342517205)

Komisi Pelayanan, Liturgi & Multimedia (PLM) :

Pnt. Hermin Mongan (081347732609)

Staf Administrasi :

Dkn. Zet Borong (081346315152)

Staf Keuangan :

Sdr. Obednego (085250906856)

©Tim Pengelola Website Jemaat Samarinda